Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Wisata

Cuaca Buruk, Bunga Tabebuya di Kota Batu Tak Bermekaran

Penulis : Prasetyo Lanang - Editor : A Yahya

10 - Oct - 2025, 16:18

Placeholder
Bunga tabebuya tak bermekaran di sepanjang Jalan Ksatrian Pusdik Arhanud, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo.(Foto: Prasetyo Lanang/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Cuaca tak menentu yang melanda wilayah Kota Batu dalam beberapa pekan terakhir turut menyebabkan Bunga Tabebuya tak mekar sempurna. Bunga asal negeri Jepang yang menjadi langganan bermekaran sepanjang bulan September hingga Oktober itu berguguran sebelum waktunya.

Seperti di sepanjang Jalan Ksatrian Pusdik Arhanud Desa Pendem, Kecamatan Junrejo yang setiap tahun dinanti keindahannya tak lagi bisa dinikmati tahun ini. Bahkan, sebagian pohon tabebuya tak berbunga sama sekali.

Baca Juga : Ingat Rumah Ingat BPJamsostek: Talkshow Inspiratif BPJS Ketenagakerjaan di REI Kediri Property Expo

Dulunya, setiap bulan Oktober nuansa jalan dipenuhi tabebuya berwarna kuning yang memanjakan mata para penggunanl jalan. Tak jarang beberapa pengendara yang melintas berhenti sebentar untuk mengabadikan momen langka satu tahun sekali itu.

Kepala Desa Pendem Tri Wahyuono Efendi mengakui, kondisi bunga tabebuya tahun ini sedikit tidak normal. Idealnya, bunga bisa mekar sejak bulan lalu sekitar 80 persen. “Kemudian disusul puncaknya pada bulan Oktober menjadi 100 persen. Namun malah tidak banyak yang mekar,” terangnya saat dikonfirmasi, belum lama ini.

Apalagi, Festival Tabebuya lalu digelar tanpa mekarnya bunga sama sekali. Tri menduga, faktor terbesar tidak mekarnya bunga tabebuya dipengaruhi oleh kondisi cuaca buruk di Kota Batu beberapa waktu terakhir. Hujan disertai angin kencang menyapu bunga tabebuya hingga mengalami kerontokan cukup parah. 

Dari penjelasannya, bunga tabebuya dapat mekar jika daunnya mengering dan rontok. Sehingga, bunga bisa bermekaran tanpa tumbuh daun baru. "Tapi, sekarang saya lihat banyak muncul daun baru, jadi seperti ya sulit mekar lagi," papar dia.

Tri cukup menyayangkan kondisi tersebut. Mengingat, mekarnya bunga tabebuya sangat dinantikan banyak orang. Dirinya mengaku tak bisa banyak berbuat apapun. Karena bunga tabebuya hanya tumbuh secara alami. “Selama ini, baru tahun ini kondisinya kurang maksimal,” tutupnya.

Kondisi tidak mekarnya bunga tabebuya mendapat atensi dari akademisi. Salah seorang dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Fery Abdul Choliq SP MP mengatakan, ada tiga faktor yang menyebabkan gagal mekarnya bunga tabebuya. Pertama, disebabkan angin kencang yang membuat bunga rontok lebih cepat.

Baca Juga : Cegah Risiko Kesehatan Siswa, SDN 2 Dinoyo Kota Malang Tarik Menu MBG yang Basi

“Kedua faktor curah hujan tinggi juga menyebabkan kerontokan bunga,” paparnya. Intensitas air yang banyak membuat calon bunga yang rontok dan berganti menghasilkan daun baru. Pada fase tersebut, kondisi kelembaban dan suhu penyinaran saat proses pembungaan tidak tercapai.

Fery menyebut, idealnya pembungaan berhasil apabila suhu berkisar 20-30 derajat celcius dan kelembaban sekitar 20 persen. Jika keadaan suhu dan kelembaban tidak tercapai, tanaman akan beralih ke fase vegetatif. Di mana, sebuah tanaman akan lebih mengasilkan banyak daun baru dibandingkan ke fase generatif atau calon bunga baru. Kendati begitu, dirinya tak menutup kemungkinan bunga tabebuya bisa mekar kembali.

“Kalau panas terik selama 15 hari ke depan, kemungkinan bisa berbunga lagi,” tandasnya. 


Topik

Wisata kota batu tebebuya bunga tebebuya musin berbunga



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tuban Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Prasetyo Lanang

Editor

A Yahya