Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Profil

Mengenal Bapak Pramuka Indonesia: Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dari Istana Yogyakarta hingga Wapres RI

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Dede Nana

14 - Aug - 2025, 08:30

Placeholder
Sri Sultan Hamengkubuwono IX, tokoh yang dikenang sebagai Bapak Pramuka Indonesia. (Foto: laman Hasduk Merah Putih)

JATIMTIMES - Setiap kali memperingati Hari Pramuka Nasional 14 Agustus, ingatan kita seakan tak bisa lepas dari sosok Sri Sultan Hamengkubuwono IX, tokoh yang dikenang sebagai Bapak Pramuka Indonesia.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang memiliki nama lahir Raden Mas Dorodjatun, lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat (kini Yogyakarta) pada 12 April 1912. Ia memimpin Kesultanan Yogyakarta selama hampir setengah abad, dari tahun 1940 hingga 1988.

Baca Juga : Pemberontakan Pati: Intrik dan Cemburu Adipati Pragola I

Setelah Indonesia merdeka, HB IX dipercaya menjadi Gubernur DIY pertama. Karier politiknya semakin moncer hingga dipercaya duduk di berbagai jabatan penting, termasuk di kabinet, dan akhirnya mendampingi Presiden Soeharto sebagai Wakil Presiden RI periode 1973-1978.

Meski aktif di pemerintahan, HB IX juga dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap pembinaan generasi muda. Namanya melekat erat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pertama sekaligus penggagas penyatuan organisasi kepanduan di Indonesia.

Lahirnya Nama Pramuka

Gerakan kepanduan di Indonesia sudah ada sejak era Hindia-Belanda. Namun, organisasi-organisasi tersebut berdiri sendiri-sendiri. Perkembangan ini menarik perhatian Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell, yang bahkan berkunjung ke Batavia, Semarang, dan Surabaya pada Desember 1934.

Kecintaan HB IX pada dunia kepanduan tumbuh sejak kecil. Ia pernah menjadi anggota Welp (Siaga) pada 1921, tingkat kepanduan dasar untuk anak usia 6-11 tahun.

Setelah kemerdekaan, pada 27-29 Desember 1945, diselenggarakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta. Kongres ini melahirkan Pandu Rakyat Indonesia, yang kemudian dibubarkan saat Agresi Militer Belanda 1948.

Kondisi tersebut memunculkan kembali berbagai organisasi kepanduan yang terpecah hingga mencapai 100 kelompok, tergabung dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo). Namun, semangat persatuan masih lemah karena perbedaan golongan.

Melihat situasi itu, Presiden Soekarno menunjuk HB IX sebagai Pandu Agung pada 1960-an. Bersama Bung Karno, ia menggagas peleburan organisasi kepanduan menjadi satu wadah.

HB IX mengusulkan nama ‘Pramuka’, terinspirasi dari kata poromuko yang berarti pasukan terdepan. Nama ini kemudian dijadikan singkatan Praja Muda Karana atau “jiwa muda yang suka berkarya”. Melalui Tap MPRS No II/MPRS/1960 pada 3 Desember 1960, organisasi kepanduan resmi dilebur menjadi Gerakan Pramuka.

Baca Juga : 14 Agustus Memperingati Hari Apa? Berikut Daftarnya 

Pada 14 Agustus 1961, Presiden Soekarno secara resmi melantik Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Ketua Kwartir Nasional pertama.

Dalam dunia kepramukaan, HB IX membawa banyak terobosan. Ia memperkenalkan panggilan “Kak” bagi pembina pramuka untuk menciptakan suasana akrab, serta mempopulerkan salam khas “Salam Pramuka” yang masih digunakan hingga kini.

Jabatan Ketua Kwarnas diembannya selama 15 tahun hingga 1974. Selama masa tersebut, ia aktif memperkenalkan gerakan pramuka di tingkat nasional maupun internasional.

Dedikasinya membuat HB IX menerima berbagai penghargaan, seperti Lencana Tunas Kencana dari Presiden Soeharto pada 1984, Bronze World Award, dan Boy Scout of America. Ia juga menjadi anggota di World Organization of Scout Movement, yang saat itu diketuai Raja Swedia Carl XVI Gustaf.

Gelar Bapak Pramuka Indonesia secara resmi ditetapkan melalui Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 1988, berdasarkan Surat Keputusan No 10/MUNAS/88.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat di Washington DC, Amerika Serikat, pada 1 Oktober 1988, di usia 76 tahun. Warisan perjuangannya di dunia kepramukaan tetap hidup hingga kini, menginspirasi jutaan anggota pramuka di seluruh Tanah Air.


Topik

Profil hari pramuka bapak pramuka indonesia sri sultan hamengkubuwono ix pramuka



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tuban Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Dede Nana