JATIMTIMES - Pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Tantut Sutanto dan Niken Salindry sebagai guest star menjadi acara pamungkas penutupan Festival Kampung Dilem #8, Sabtu (26/7/2025) malam. Sebelumnya, selama seminggu, beragam pertunjukan kesenian dan kebudayaan juga mengiringi rangkaian kegiatan Festival Kampung Dilem #8 di Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
Kepala Desa (Kades) Gondowangi Danis Setya Budi Nugroho menuturkan, pada rangkaian awal yakni Minggu (20/7/2025) malam, Festival Kampung Dilem dibuka dengan agenda pengajian dan tahlil akbar.
Baca Juga : Pemerintah Desa Tumpang Malang Gelar Bersih Desa: Wujud Rasa Syukur dan Hormat Leluhur
"Festival Kampung Dilem kami buka dengan rangkaian doa bersama. Jadi ada dari muslim, hindu sama kristen dan juga ada penghayat yang itu diselenggarakan beda-beda hari," ujarnya saat ditemui JatimTIMES disela berlangsungnya penutupan Festival Kampung Dilem #8.
Agenda doa bersama lintas keyakinan tersebut berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Yakni mulai Minggu (20/7/2025) hingga Selasa (22/7/2025) malam. Agenda doa bersama tersebut juga dirangkai dengan beberapa pertunjukan kesenian mulai dari tari tradisional hingga jaranan yang menjadi potensi lokal di Desa Gondowangi.
"Perhelatan hiburannya mulai hari pertama itu ada sendratari dari sanggar kami sendiri yakni Sekar Dilem. Kemudian ada Jaranan Pegon asli sini, terus ada Reog Ponorogo, musik R&B kolaborasi sama musik jawa. Kemudian juga ada musik etnik arca tata suara yang kolaborasi sama sanggar tari dan perkusi. Sedangkan hari terakhir, wayang dan ada Niken," beber Danis.
Selain melestarikan kesenian dan kebudayaan, Festival Kampung Dilem #8 juga turut ditujukan untuk mewujudkan perputaran ekonomi. Di mana, jika dilihat pada potensi stand-stand UMKM saja, selalu diserbu para pengunjung selama rangkaian acara berlangsung.
"Festival Kampung Dilem ini dalam rangka bersih desa yang kami kemas jadi berkah yang nyata, salah satunya di sektor perekonomian bagi warga," ujarnya.
Danis mengaku, persiapan penyelenggaraan Festival Kampung Dilem yang kini telah menjadi seri ke 8 tersebut membutuhkan waktu dua bulan. Persiapan dilakukan oleh nyaris seluruh warga desa di Gondowangi. Sehingga tidak heran jika acara bisa berlangsung meriah dan selalu dipadati pengunjung.
"Di Desa Gondowangi kalau total jumlah jiwanya ada sekitar 8.200-an," tuturnya.
Sisi lain yang perlu diapresiasi di Desa Gondowangi ialah, dari ribuan warga di sana yang menganut kepercayaan berbeda-beda. Namun bisa tetap kompak dan guyub rukun. Terbukti acara Festival Kampung Dilem #8 bisa berlangsung meriah meski di inisiasi oleh warganya sendiri tanpa melibatkan Event Organizer (EO).
"Di sini sebenarnya ada empat keyakinan, yaitu ada islam, hindu, kristen, dan penghayat. Jadi kami punya rumah ibadah termasuk pura yang besar, dan kami juga punya kumpulan resmi dari penghayat kepercayaan itu. Jadi semuanya bahu membahu mensukseskan kegiatan Festival Kampung Dilem," ujarnya.
Baca Juga : Merti Bumi Tulungrejo, Warga Njenang Bareng Hasilkan 4 Ton
Pada sejarahnya, disampaikan Danis, Festival Kampung Dilem ditujukan untuk mengangkat jasa para leluhur di Desa Gondowangi. Di mana, pada salah satu desa di Kecamatan Wagir tersebut di rintis oleh tokoh yang dikenal masyarakat lokal dengan sebutan Mbah Dilem.
"Kampung Dilem adalah narasi untuk mendekatkan ke akar, kami punya punden namanya Mbah Dilem, jadi itu yang kami tampilkan. Dilem itu adalah wewangian, sehingga memang arahnya ke Gondowangi," ujarnya.
Diterangkan Danis, nama desa yakni Gondowangi tersebut juga memiliki sejarah tersendiri. Nama Desa Gondowangi itulah yang dicetuskan oleh Mbah Dilem.
"Gondo itu aroma, sedangkan wangi itu harum. Jadi semuanya berhubungan dan tidak bisa disamakan dengan Desa Dilem di daerah lainnya, karena kami di sini punya pepunden namanya Mbah Dilem," terangnya.
Perlu diketahui, serangkaian agenda Festival Kampung Dilem #8 tersebut diselenggarakan di kawasan Pepunden Mbah Dilem. Di mana, panggung utamanya berada berdekatan dengan tempatnya punden di Desa Gondowangi. "Punden Dilem itu yang babat alas desa di sini," ujarnya.
Festival Kampung Dilem #8 menuai beragam apresiasi dari sejumlah pihak. Tanpa terkecuali dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang maupun para seniman yang turut terlibat langsung pada penyelenggaraan Festival Kampung Dilem #8.
"Di sini warganya kompak, semoga Festival Kampung Dilem bisa terus berlanjut," puji Niken Salindry sebelum akhirnya menyanyikan lagu-lagu sinden yang menjadi rangkaian gelaran wayang kulit dan menghibur para pengunjung hingga Minggu (27/7/2025) dini hari.