Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Kuliner

Tiwul Makin Diburu di Tulungagung Meski Harga Mahal, Inilah Cara Membuatnya

Penulis : Anang Basso - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

11 - Feb - 2023, 23:59

Placeholder
Tiwul dengan kualitas yang baik saat dikukus (Foto: Anang Basso/ TulungagungTIMES)

JATIMTIMES - Masakan khas masyarakat di Jawa salah satunya adalah tiwul. Makanan berbahan baku singkong kering atau gaplek ini, makin digandrungi di Tulungagung.

Bahkan, harga tiwul kering atau instan jauh melampaui harga beras premium. Jika saat ini harga beras jenis premium berkisar di angka 12, 5 ribu rupiah, harga tiwul kering ini mencapai 20 ribu rupiah perkilogramnya.

Baca Juga : Update Kondisi Yolla Yuliana Usai Pingsan di Tengah Laga Proliga 2023

Membuat tiwul ternyata cukup rumit dan memerlukan waktu hingga beberapa hari.

Menurut Ahmad (43) warga Kalidawir yang juga memproduksi tiwul kering skala kecil atau kegiatan usaha rumahan ini, membuat tiwul bisa memakan waktu hingga satu minggu lamanya.

Sebelum diolah, ketela pohon atau singkong yang akan digunakan harus dibersihkan dan dikupas sebelum dikeringkan.

"Kalau panas, lima hari sudah kering dan siap ditumbuk atau diselep," kata Ahmad, Sabtu (11/2/2023).

Gaplek atau singkong kering ini juga memerlukan pemilahan jika ingin membuat tiwul dengan mutu yang super atau premium.

"Kalau ingin baik, gaplek ini direndam dulu semalam sebelum ditumbuk," ujarnya.

Kalau ditumbuk kering, proses untuk menjadi tiwul akan lebih cepat. Namun, menurut Ahmad nantinya kualitasnya kurang baik karena akan terlalu kenyal dan cukup keras.

"Kalau direndam dulu, ini tiwulnya lebih empuk dan bagi orang tua yang giginya rapuh masih bisa menikmatinya," imbuhnya.

Setelah jadi tepung hasil tumbukan ini, kemudian diinteri menggunakan tampah bambu agar terbentuk granul.

"Seleranya mau yang besar-besar atau yang kecil, ini tergantung karena kalau diinteri akan tercipta butiran-butiran," paparnya.

Baca Juga : Kapolres Tulungagung Takziyah ke Rumah Duka Balita Tewas Tercebur Kolam

Begitu telah terjadi butiran, adonan gaplek hasil interan ini dikukus kurang lebih 10-15 menit.

"Kemudian dijemur lagi untuk membuat tiwul kering yang akan dijual kemasan. Namun, kalau mau dimakan langsung maka kukusnya harus lebih lama hingga benar-benar matang," ungkapnya.

Untuk tiwul kering, bagi pembeli tinggal mencuci kemudian dikukus sebelum memakannya.

"Mirip masak nasi beras, jadi setelah dikukus matang dapat langsung dimakan," terangnya.

Nasi tiwul ini, akan lebih sedap jika dimakan dengan lauk ikan laut yang pedas. Selain itu, ditambah urap-urap akan menambah kelezatan makanan khas yang masih banyak ditemukan di pedesaan Tulungagung ini.

Makanan ini dahulu simbol kemiskinan, namun saat ini ternyata tiwul sangat diburu oleh masyarakat perkotaan dengan kelas ekonomi menengah dan atas.

Tiwul dipercaya sebagai makanan untuk diet dan alternatif untuk kesehatan. Selain karbohidratnya rendah, kandungan serat di makanan tiwul ini juga dipercaya baik untuk kesehatan pencernaan.


Topik

Kuliner



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tuban Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anang Basso

Editor

Sri Kurnia Mahiruni