Kota Malang tak hanya terkenal dengan produsen kok, tapi juga raket untuk olahraga bulu tangkis. Di Kota Pendidikan ini pun punya sentra produksi raket. Tepatnya di daerah Klayatan Sukun. Ken Sport merupakan salah satu tempat pembuat raket milik Sugito yang sekarang dijalankan oleh anaknya Agit Cahyo Sriwiranto yang berada di Jalan Kemantren gang Dr. Soetomo. Di tempatnya ini, ada 5 merek raket yang diproduksi, Binter, Sanex, Tekken, Smash, dan Borris.
Berdiri sejak tahun 1989, Agit menuturkan bahwa dulu ayahnya membuat raket dari kayu. Seiring perkembangan zaman, akhirnya diganti dengan bahan aluminium yang lebih kuat dan ringan. "Awalnya tahun 1989 ayah buat raket dari kayu, kemudian tahun 1994 diganti dengan alumunium sampai sekarang," ujar agit.
Raket buatan Ken Sport ini tidak hanya menuasai pasar di Kota Malang tapi sudah dipasarkan hampir ke seluruh pelosok negeri ini. Terutama kota-kota besar seperti Kota Bandung, Jakarta dan Cirebon. Untuk bahannya, sebagian besar ia dapatkan dari malang saja, namun juga ada yang ia ambil dari luar kota seperti bahan Pipa alumunium (lingkaran raket) dari Surabaya, bahan senar dari Pasuruan.
Untuk proses pembuatannya masih menggunakan cara manual dengan mempekerjakan sekitar 40 orang. Mulai dari proses pembuatan lingkaran raket hingga finishing pemberian label, semuanya masih manual.
Sedangkan untuk harganya, raket buatan Ken Sport dibanderol sekitar Rp 65 ribu hingga Rp 120 ribu per unit. Agit menuturkan dalam sehari ia bisa membuat sekitar 300 an raket siap pakai. "Kalau sehari, kita bisa buat sekitar 330 an raket, itu sudah siap pakai," jelas Agit.
Harga raket yang dibuatnya memang tergolong cukup terjangkau. Sebab, pangsa pasarnya merupakan kalangan menengah ke bawah. Sehingga bagi kalangan tersebut yang memiliki hobi olahraga bulu tangkis tidak kesusahan untuk mendapatkan alat pendukung olahraga bulu tangkis berupa raket.
"Pangsa pasar kita itu kan menengah ke bawah, kita coba bantu membuat raket yang murah, biar yang hobi badminton dari kalangan itu bisa menyalurkan hobinya pake alat yang murah," pungkas Agit.






