Malam 1 Rajab 1447 H Kapan? Ini Amalan dan Doa yang Dianjurkan

Reporter

Binti Nikmatur

Editor

Dede Nana

19 - Dec - 2025, 05:16

Ilustrasi berdoa di malam 1 Rajab. (Foto: DepositPhotos)

JATIMTIMES – Umat Islam segera memasuki bulan Rajab, salah satu bulan yang mulia dalam kalender Hijriah. Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 yang disusun Kementerian Agama RI, 1 Rajab 1447 Hijriah bertepatan dengan Minggu, 21 Desember 2025.

Namun, karena pergantian hari dalam penanggalan Islam dimulai sejak waktu Maghrib, maka malam 1 Rajab 1447 H jatuh pada Sabtu malam, 20 Desember 2025. Pada malam inilah umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah dan amalan.

Baca Juga : Lirik Lagu Tunggal Eka Denny Caknan, Hadiah Ulang Tahun untuk Bella Bonita 

Adapun Rajab dikenal sebagai salah satu bulan mulia dalam Islam. Para ulama sepakat mengenai keutamaannya, meski berbeda pandangan terkait amalan-amalan khusus di dalamnya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik dan dinilai hasan mursal oleh Imam Asy-Syaukani dalam Nailul Authar, Rasulullah SAW bersabda:

رَجَبٌ شَهْرُ اللهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِيْ وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِيْ

Artinya:
Rajab adalah bulannya Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulannya umatku.” (Jâmi'ul Ahadits, Hadits Nomor 12682)

Hadis ini kerap dijadikan dasar oleh para ulama untuk mendorong umat Islam meningkatkan kualitas ibadah sejak memasuki bulan Rajab, sebagai persiapan menuju Ramadhan.

Dilansir NU Online, dalam kitab al-Ghun-yah, Syekh Abdul Qadir al-Jilani meriwayatkan kebiasaan Sayyidina Ali karramallahu wajhah yang secara khusus mengosongkan diri untuk beribadah pada empat malam istimewa dalam setahun. Salah satunya adalah malam pertama bulan Rajab.

كَانَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يُفَرِّغُ نَفْسَهُ لِلْعِبَادَةِ فِيْ أَرْبَعِ لَيَالٍ فِي السَّنَةِ، وَهِيَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ، وَلَيْلَةُ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ.

Artinya:
Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu memfokuskan dirinya untuk beribadah pada empat malam dalam setahun, yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Idul Fitri, malam Idul Adha, dan malam Nishfu Sya’ban.”

Pada malam-malam tersebut, Sayyidina Ali juga memperbanyak doa dan munajat kepada Allah SWT. 

Salah satu doa yang diriwayatkan dibaca oleh Sayyidina Ali pada malam-malam istimewa tersebut adalah sebagai berikut:

Baca Juga : Tema Hari Ibu 22 Desember 2025, Ini Makna, Subtema, dan Filosofi Logonya

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَصَابِيْحِ الْحِكْمَةِ، وَمَوَالِي النِّعْمَةِ، وَمَعَادِنِ الْعِصْمَةِ، وَاعْصِمْنِيْ بِهِمْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ، وَلَا تَأْخُذْنِيْ عَلَى غِرَّةٍ، وَلَا عَلَى غَفْلَةٍ، وَلَا تَجْعَلْ عَوَاقِبَ أَمْرِيْ حَسْرَةً وَنَدَامَةً، وَارْضَ عَنِّيْ؛ فَإِنَّ مَغْفِرَتَكَ لِلظَّالِمِيْنَ، وَأَنَا مِنَ الظَّالِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا لَا يَضُرُّكَ، وَأَعْطِنِيْ مَا لَا يَنْفَعُكَ، فَإِنَّكَ الْوَاسِعَةُ رَحْمَتُهُ، الْبَدِيْعَةُ حِكْمَتُهُ، فَأَعْطِنِي السَّعَةَ وَالدَّعَةَ، وَالْأَمْنَ وَالصِّحَّةَ، وَالشُّكْرَ وَالْمُعَافَاةَ وَالتَّقْوَى، وَأَفْرِغِ الصَّبْرَ وَالصِّدْقَ عَلَيَّ وَعَلَى أَوْلِيَائِكَ، وَأَعْطِنِي الْيُسْرَ، وَلَا تَجْعَلْ مَعَهُ الْعُسْرَ، وَاعْمُمْ بِذٰلِكَ أَهْلِيْ وَوَلَدِيْ وَإِخْوَانِيْ فِيْكَ، وَمَنْ وَلَدَنِيْ، مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

Artinya:
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, yang menjadi pelita hikmah dan sumber kenikmatan. Lindungilah kami dengan keberkahan mereka dari segala keburukan. Jangan Engkau biarkan kami terjerumus dalam kelalaian dan tipu daya.

Jangan jadikan akhir urusan kami penyesalan. Ridailah kami, karena ampunan-Mu terbuka bagi orang-orang yang zalim, dan aku termasuk di antaranya.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, berikan kelapangan, ketenteraman, keamanan, kesehatan, rasa syukur, keselamatan, dan ketakwaan. Limpahkan kesabaran dan kejujuran kepada kami serta orang-orang yang Engkau cintai.

Mudahkanlah segala urusan kami tanpa kesulitan, dan limpahkan pula kebaikan ini kepada keluarga, anak-anak, saudara-saudara kami, orang tua kami, serta seluruh kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat.”

Doa ini diriwayatkan dalam al-Ghun-yah karya Syekh Abdul Qadir al-Jilani (Dārul Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, 1997, Juz 1, halaman 328–329).